Senin, 15 Juni 2009

Akhirnya, Bagian Tersulit Pada Jembatan Suramadu Tersambung

Rangkaian tersulit pada Jembatan Nasional Suramadu, Selasa (1/4) tepat pukul 00.00 WIB tersambung. Komponen tersebut yakni berupa pemasangan segmen terakhir pada bentang tengah, yakni segmen 18 yang berupa Steel Box Girder. Segmen 18 adalah Enclosure atau sambungan terakhir/penutup.

Penyambungan tersebut ditandai pesta kembang api dan berderingnya sirine yang ditombol oleh Dirjen Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, DR Hermanto Dardak bersama Duta Besar Cina untuk Indonesia, Zhang Qiuei yang berlokasi di bentang tengah tepatnya Pilar 47.

Sengaja penyambungan dilakukan pada tengah malam, karena proses tersebut membutuhkan suhu khusus dimana karakter Steel Box Girder membutuhkan suhu rendah dan jika dipasang pada suhu panas dikhawatirkan memumai.

Hermanto Dardak mengatakan, bentang tengah terdiri atas 18 segmen Steel Box Girder yang terpasang di atas dua pilar (pilar ke-46 dan 47). Dua pilar itu adalah tumpuan utama bentang tengah Jembatan Suramadu. Dengan penyabungan tersebut, maka saat ini sudah semua pilar. Panjang Steel Box Girder yang terpasang tersebut sekitar 4,5 meter.

Sebelum proses penyambungan tersebut, pelaksana proyek telah menyiapkan secara matang. Pengangkatan Steel Box Girder itu dilakukan menggunakan alat Crane yang telah disiapkan di segmen 17. Dari seluruh tahap konstruksi jembatan, penyambungan bentang tengah memang paling sulit. Steel Box Girder tersebut merupakan segmen lantai berbahan dasar baja. Panjangnya masing-masing 12 meter dengan berat sekitar 160 ton persegmen. Dengan panjang Main Bridge mencapai 818 meter.

Saat ini, seluruh kabel penyangga Main Span sudah dipasang. Yang mengarah ke sisi Surabaya sebanyak 2×14 kabel, sama dengan kearah sisi Madura. Dengan telah tersambungnya Main Span tersebut, maka pekerjaan besar pelaksana proyek Jembatan Nasional Suramadu tinggal dua tahap lagi. Yakni merampungkan Approach Bridge atau jembatan penghubung antara Causeway dengan bentang tengah di sisi Surabaya dan penyelesaian jalan akses di sisi Madura..

Pelaksana proyek menargetkan penyelesaian Approach Bridge sisi Surabaya pada Juni. Jika bagian itu tuntas, bisa dikatakan pekerjaan Suramadu selesai total dan siap diresmikan.

Dikatakannya, selama dalam pembangunan Jembatan Nasional Suramadu, sekitar 430 ribu ton beton dan 50 ribu ton baja telah termanfaatkan untuk kebutuhan bahan konstruksi tersebut. Nilai investasi yang tersebut untuk proyek tersebut sekitar Rp 4,5 triliun yang pendanaannya berasal dari APBN dan pinjaman pemerintah Cina.

Sejarah pembangunan bentang tengah dimulai sekitar empat tahun lalu, yaitu tanggal 19 November 2005. Dimana saat itu dilakukan ”Start Up Ceremony Main Span Project Of Suramadu Bridge” di Surabaya oleh Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto dan kini tidak terasa bagian tersulit dari jembatan tersebut telah tersambung.

Berbagai tantangan telah dihadapi selama pelaksanaan konstruksi, mulai dari tahap pemancangan, pengecoran, sampai pemasangan girder dan bangunan atas. Kondisi geologis serta kondisi geografis lingkungan proyek yang berada di atas laut menjadi tantangan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan ini. Belum lagi cuaca yang menjadi kendala.

Material baja untuk Main Bridge Jembatan Nasional Suramadu diproduksi oleh Baosteel Group and Shougang Company Ltd, dan difabrikasi menjadi komponen jembatan oleh Jiangnan Heavy Industri Co. Ltd yang merupakan Perusahaan Baja Terbesar di China yang berdiri sejak 1865. Pabrik Baja ini memiliki pengalaman dalam pembuatan baja untuk industri, kapal, militer dan komponen jembatan bentang panjang di dunia. Baja yang merupakan baja dengan kualitas tinggi dan memiliki spesifikasi khusus.. Sebelum langsung dipasang pada bentang tengah, komponen tersebut juga masih dirakit di lokasi Casting Yeard di Gresik.

Lebih lanjut Hermanto mengatakan, setelah jembatan ini selesai, salah satu tugas yang terpenting adalah merawat dan memelihara jembatan yang memiliki usia rencana 100 tahun ini. Untuk memonitor kesehatan struktur jembatan akan dipasang Structural Health Monitoring System (SHMS). ”Kami berharap peran serta masyarakat dalam memelihara struktur dan perangkat yang ada di sana, jangan sampai peralatan yang berharga tersebut hilang atau dicuri. Kebersihan dan Kerapian Jembatan beserta jalan aksesnya perlu dijaga bersama,” katanya.

Masyarakat nelayan khususnya, pelaksana proyek juga berharap untuk menjaga kondisi tiang pancang Jembatan Nasional Suramadu. Jangan sampai tiang pancang ini digunakan untuk menambatkan kapal, karena hal ini dapat merusak sistem perlindungan korosi yang ada pada tiang pancang. Masyarakat juga diminta untuk menjaga komponen–komponen jembatan, seperti sistem proteksi korosi katodik, yang dipasang di sekitar pondasi.(Tim Suramadu)

0 komentar:

SHOUT IT OUT!!!!


ShoutMix chat widget